Rumah Zakat, Transformasi dari Lembaga Tradisional ke Lembaga Filantropis Berskala Global

sumber: https://instagram.com/rumahzakat

Aktivis Kampus Rumah Zakat Sejak Masa DSUQ

Bagi warga Bandung, nama DSUQ bukan sesuatu yang asing. Pada awal-awal tahun 2000-an, Dompet Sosial Ummul Quro sudah cukup popular. Saat masih menjadi mahasiswa pada tahun-tahun tersebut, buzzing tentang DSUQ sering terdengar karena lekat dengan aktivis masjid kampus.

Begitu juga saat DSUQ bertransformasi menjadi Rumah Zakat, pas lulus kuliah, saya sering sekali lewat kantornya di Jalan Turangga Bandung. Apalagi saat kuliah lanjutan, seringkali berkunjung ke Toko Buku Palasari sudah pasti melewati kantor Rumah Zakat.

Selain sebagai lembaga amil zakat, Rumah Zakat juga menjadi lembaga zakat yang pionir dan inovatif dalam menyalurkan daging kurban. Di tangah  Rumah Zakat daging Kurban dapat dikirim ke luar pulau bahkan pulau terjauh. Hal ini karena inovasi Rumah Zakat mengemas daging kurban menjadi kemasan kaleng atau kita biasanya menyebutnya kornet.

Rumah Zakat membuat program Superkurban tersebut, agar dapat daging kurban dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Dagingnya bisa sampai ke pulau terluar dan terjauh di Indonesia. Saat dalam keadaan darurat seperti bencana agar daging Superkurban tersebut dapat tetap dapat dimanfaatkan. Pembagian hewan Kurban seperti ini bagi saya adalah salah satu inovasi terbaik yang dilakukan oleh Rumah Zakat.

Program Inovatif dan Antimainstream Rumah Zakat

Terdapat salah satu program yang sampai sekarang terngiang-ngiang di benak saya. Saat saya melihat salah satu program melalui spanduk yang tersebar di beberapa titik Kota Bandung, yaitu Sodaqah tidak dalam bentuk urang atau barang. Jika sedekah melalui harta itu biasa, sekedah melalui barang juga biasa, begitu juga sedekah melalui ilmu dan tenaga juga biasa. Rumah Zakat lagi-lagi memiliki program inovatif, agar masyarakat bisa bersedekah melalui berbagai cara, yaitu menjadi Supir Ambulance.

Melalui program ambulance gratis untuk sodara-sodara kita yang dhuafa, Rumah Zakat juga memberikan kesempatan bagi warga masyarakat yang memiliki kemampuan mengendarai mobil untuk menyedekahkan keterampilannya, yaitu menjadi sopir ambulance gratis. Selain sebagai wadah sedekah, mejadi sopir ambulance juga akan memiliki pengalaman tersendiri.

Inovasi lainnya, Rumah Zakat juga menjadi pelopor penerimaan zakat secara online. Masyarakat tidak perlu repot-rapot untuk datang ke lembaga zakat, Rumah Zakat sudah menyediakan kontak agar masyarakat bisa berzakat dari rumah tinggalnya masing-masing. Hal ini sangat memudahkan, apalagi bagi profesional yang sibuk.

Program-program tersebutlah salah satunya, di saat-saat Rumah Zakat sedang berkembang tersebut yang mendorong saya untuk menunaikan zakat di Rumah Zakat saat itu. Saat itu karena saya sering lewat Rumah Zakat, akhirnya saya membayar Zakat langsung di rumah zakat, kebetulan masih bujangan, jadi membayar zakat untuk diri sendiri. Sedangkan lain waktu saya juga pernah menunaikan melalui layanan daring.

Transformasi dari Lembagi Filantrofi Indonesia ke Filantropi Global

Walaupun bukan pemerhati lembaga filantropi, akan tetapi saya cukup banyak bersentuhan dengan rumah zakat karena; pertama Rumah Zakat sejauh yang saya ketahui adalah lembaga zakat profesional pertama di Indonesia, kedua program-programnya inovatif, ketiga kebetulan sering lewat kantor pertama, dan keempat kesadaran publikasi rumah zakat yang cukup masif, khususnya di media luar ruang pada masanya, dan kelima saat memasuki era digital, rumah zakat juga responsif terhadap perubahan, seperti zakat secara online.

Oleh karena itu, saat rumah zakat bertransformasi dari Rumah Zakat Indonesia (RZI) sebagai lembaga filantropi Islam di Indonesia menjadi Rumah Zakat sebagai Lembaga Filantropi Global pada tahun 2010 saya juga turut menjadi saksi tidak langsung. Apalagi saat itu, bukan hanya kelembagaan, tapi juga perubahan logo sebagai identitas Rumah Zakat Indonesia yang berwarna biru ke Rumah Zakat berwarna orange. Rumah Zakat telah melakukan transformasi besar-besaran tidak sekadar sebagai lembaga amil zakat infak dan sodaqoh, tapi menjadi lembaga kemanusiaan yang rahmatan lil alamin.

Persentuhan Kekinian dengan Rumah Zakat

Semakin bertambah umur, semakin tersadar bahwa dalam harta yang kita miliki terdapat hak orang lain. Sehingga zakat itu tidak hanya ditunaikan saat menjelang idul fitir saja melalui zakat fitrah. Namun juga terhadap sebagian harta harian kita. Oleh karena itu, untuk menghindari lupa dan terpakai secara pribadi, saya mengeluarkan hak orang lain tersebut secara rutin melalui lembaga zakat tempat saya bekerja.

sumber: kumparan.com/rumahzakat

Masya Allah, ternyata Lembaga Zakat tempat saya bekerja bekerja sama dengan Rumah Zakat (LaziSU & Rumah Zakat), selain karena secara rutin selalu melaporkan kepada muzaki, lembaga zakat tempat bekerja juga aktif melaporkan melalui media sosial. Sehingga saya tetap ‘terikat’ dengan rumah zakat walaupun tidak secara langsung. Program-program tersebut yang bisa saya pantau seperti penyaluran bantuan ke Palestina, termasuk juga program recycling yang langsung. Hal ini karena sejak tahun 2022, LaziSU telah bersepakat kerja sama melalui MoU dengan Rumah Zakat. Hal ini sangat relevan, karena institusi tempat saya bekerja juga selalu berinovasi dan sangat dinamis dalam merespon perubahan.

Rumah Zakat Semakin Hebat

Sebagai lembaga publik, Rumah Zakat selalu memublikasikan laporan penggunaan hasil dari penghimpunan dana masyarakat tersebut. Hal ini menjadi keniscayaan, apalagi di era digital, publikasi keterbukaan sangat mudah dilakukan. Hal ini menjadi poin penting untuk menjaga kepercayaan dari masyarakat luas, baik Indonesia ataupun Dunia.

Pengelolaan yang transparan, manfaat yang dirasakan massif, program-program yang inovatif, secara kelembagaan yang professional, mengantarkan rumah zakat mendapatkan beragam penghargaan pada tahun 2024. Penghargaan tersebut dari beragam kategori seperti untuk partisipasi penurunan stunting dari BKKBN, Indonesia Customer Experience kategori ZIS, SDGS, Baznas, termasuk juga dari majalah SWA dengan dua kategori sekaligus kategori lembaga ZIS dan Brand Management.

Tentu saja, penghargaan-penghargaan tersebut, bukan hanya sekadar simulasi dalam bentuk penghargaan, namun karena kiprahnya. Rumah Zakat sampai dengan bulan november 2024 telah menyentuh kebermanfaatannya untuk 2.065.621 mustahik (penerima manfaat). Rumah Zakat tidak sekadar menyalurkan zakat pasif namun juga zakat produktif yang mendorong perekonomian para mustahiknya. Hal ini semakin menegaskan #ManfaatHebat dari Rumah Zakat. Dari yang saya tahu, di Bandung terdapat Sekolah Juara, sekolah rintisan berkualitas gratis dari Rumah Zakat yang dapat diakses oleh siapapun.

Untuk mendukung deskripsi terhadap beberapa pengalaman yang saya ketahui, berikut #ManfaatHebat yang dihadirkan oleh Rumah Zakat.

 

sumber: https://instagram.com/rumahzakat 

Semoga Rumah Zakat semakin menyebar #ManfaatHebat-nya, demi Indonesia dan Dunia yang lebih baik. ***[]

2 komentar untuk "Rumah Zakat, Transformasi dari Lembaga Tradisional ke Lembaga Filantropis Berskala Global"

Terima kasih telah berkunjung, tunggu kunjungan balik saya ya...