Mengenal Kopi Liberika, Kopi dengan Aroma Khas Nangka dan Manis

Foto: abahraka.com

Barayanet, pernah mendengar varian atau jenis kopi Liberika?

Jenis kopi ini saya dengar saat melakukan liputan tentang Kopi Puntang yang saya tulis dengan judul Mengenal Kopi Arabica Terbaik di Dunia.

Saat sedang berbincang dengan pengelolanya, saya juga mendapatkan informasi, jika Kopi Puntang juga sedang menanam bibit varian Liberika yang berasal dari Flores NTT. Saya sendiri baru mendengar varian jenis ini selain dua jenis varian yang paling umum, robusta dan arabica.

Sayang, bibitnya memang masih belum ditanam, masih tersimpan dalam polybag kecil-kecil.

Saya juga tidak sempat melakukan literasi terhadap jenis liberika ini, karena sudah cocok dengan jenis arabica. Sehingga bertahun-tahun lamanya, saya hanya tahu jika jenis kopi itu hanya dua yaitu robusta dan arabica.

Barulah, bulan Mei kemarin, saat berkunjung ke Warkop Ngronda—bisa cek di google maps ya, yang berada di Kawasan Cileduk Jakarta Selatan, saya ditawari Kopi Ngronda yang berasal dari varian Liberika. Hanya saja, penyebutannya bukan liberika, tapi Excelsa.

Dalam hati, ini kopi apa lagi. Sudah ada jenis yellow cherry dari jenis arabica, liberika yang katanya kawin silang antara robusta dan arabica. Nah, sekarang ada jenis kopi lain lagi, yaitu Excelsa.

Saat saya ditawari kopi Ngronda tersebut, akhirnya saya iyakan, untuk menerima tantangan siap begadang hahaha. Cuma saat itu ternyata penyajiannya tanpa gula tanpa SKM. Langsung lah saya nyerah, lah wong saya bukan pecinta kopi sejati, tapi saya pecita kopi secangkir dua cangkir hahaha….

Setelah saya coba akhirnya saya putuskan untuk menambah SKM agar rasanya lebih hidup hehehe. Hidup terlalu pahit kan gak enak juga, kalau habis pahit enaknya ya manis, ya sudahlah saya minta SKM, walaupun pada akhirnya gak jadi ngerondanya.

Seruput sekali dua kali, ternyata rasanya memang beda dengan dua jenis kopi sebelumnya; baik robusta ataupun arabica. Baunya juga tidak kedua-duanya. Dari sisi rasa, ada rasa asem tapi tidak dominan, ada rasa pait juga tapi terasa sangat artifisial pahitnya. Waktu sudah hampir jam 11, Kopi Ngronda akhirnya habis hingga tetes terakhir. Tanpa menyisakan ampas, hanya tinggal gelas.

Sang empunya warung bilang, kopi tersebut jenis Excelsa yang langsung dibelinya dari Temanggung, alias kopi origin Temanggung.

Pegiat Komunitas BloggerCrony tersebut, akhirnya memberikan informasi kalau kopi excelsa yang disajikannya langsung dibeli dari rekannya Kang Dindin. Akhirnya saya cari Alamat IG-nya dan langsung saya DM. Sayangnya IG-nya sudah lama tidak aktif.

Pada saat persediaan kopi arabica saya habis, saya ingat lagi Kopi Excelsa yang sudah lama ingin saya coba. Jalan pintas, akhirnya saya mencarinya di lokapasar hejo. Dan ketemulah beberapa toko, harganya lebih murah dari Arabica tapi lebih mahal dari Robusta. Wajar juga ya jika ada yang mengatakan bahwa kopi excelsa ini adalah hasil kawin silang antara robusta dan arabica.

Saat mencari inilah, saya jadi tahu bahwa kopi Excelsa ini nama lain dari kopi liberika. Sebagian lokapasar juga menyebutnya dengan kopi nangka. Mungkin karena aromanya yang berbau nangka. Wanginya memang sangat khas, sebagaimana yang pernah saya minum saat di warung Ngronda tersebut.

Benarkah, Liberika Jenis Kopi Hasil Kawin Silang Robusta dan Arabica?

Benarkah, kopi liberika atau excelsa ini adalah hasil kawin silang antara kopi robusta dan liberika? Pertanyaan ini saya lontarkan, karena saat melakukan observasi kepada petani kopi yang akan mulai membudidayakan kopi liberika di Kawasan Puntang.

Mengutip artikel yang dipublikasikan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, tidak menyebutkan jika liberika merupakan kawin silang antara robusta dan arabica. Penamaan Liberika sendiri berasal dari Lokasi penemuan jenis kopi tersebut, yaitu Liberia. Nama latinnya coffea liberica var. Liberika. Sedangkan untuk penamaan Excelsa sendiri merupakan salah satu varietas dari kopi Liberika. Di Indonesia sendiri, produsen menyebutkan juga dengan jenis kopi nangka. Mungkin karena wangi dan rasanya beraroma nangka.

Biji kopi liberika, menurut laporan dinas pertanian tersebut relatif lebih besar dari robusta dan arabica. Namun, bagi saya sebagai konsumen, tidak ada perbedaan dari ukuran, baik robusta, arabica, atau robusta. Hanya saja, memang tampak lebih dominan bean yang bulat sehingga kelihatan lebih besar. Yang membedakan dari aromanya saja dan rasanya yang relatif mendekati aroma dan rasa nangka dibandingkan wine seperti arabica.

Masih menurut situs dinas pertanian tersebut, eksistensi kopi liberika tidak sepopular Robusta dan Arabica, saya sendiri mengetahuinya saat observasi tentang koperasi kopi di wilayah Kabupaten Bandung. Kopi Liberika dibawa orang Belanda pada abad 19. Orang-orang pun sepertinya lebih familiar dengan robusta dan arabica.

Selain varian excelsa, terdapat varian liberika yang lebih popular yaitu varian ardoniana dan duvroi. Sedangkan yang dikembangkan di Indonesia popular dengan varian Libtukom, kependekan dari liberika tunggal komposit.

Jika merujuk pada penjelasan di atas, Liberika bukan dari hasil kawin silang antara robusta dan arabika. Liberika merupakan jenis tersendiri, walaupun dari sisi rasa, ada pait-paitnya ada asam-asamnya. Namun rasa asam dan pahit sekaligus juga bisa didapatkan dari jenis arabica dengan jenis roasbean dark.

Kekayaan Nutrisi Jenis Kopi Liberika

Menurut artikel yang dipublikasikan kopitem (kopitem.com), kopi liberika memiliki keistimewaan, salah satunya rasanya yang kaya dan unik.

Saat saya mencoba kopi liberika varian excelsa, rasa asemnya berbeda dengan arabica, karena lebih ke asam nangka, sedangkan pahitnya cenderung smooth, sangat tipis. Begitu juga aromanya, kopi bercampur nangka. Nah selain aroma dan rasa nangka, menurut artikel yang dipublikasikan Perusahaan penyedia  kopi dan alat perkopian, ottencoffee.com, juga memiliki rasa dan aroma apel. Benar-benar unik ya...

Selain aroma dan rasa, masih menurut kopitem, kopi liberika memiliki nutrisi yang cukup tinggi. Mengandung banyak vitamin seperti vitamin B3 dan B5. Kopi liberika juga mengandung mineral seperti magnesium dan kalium.

Area Tumbuh Kopi Liberika

Jika untuk menghasilkan robusta baiknya ditanam pada 800-1000 mdpl, dan Arabica 1000-1400 mdpl, Kopi Liberika tumbuh baiknya pada area lembab dengan ketinggian 200-600 mdpl. Hal ini juga sesuai dengan riset-riset yang telah dilakukan, saat arabica ditanam pada dataran rendah, ternyata hancur. Sedangkan liberika dapat tumbuh di dataran rendah, tepatnya di bawah area tumbuh Robusta dan Arabica.

Rasa Kopi Liberika

Jika Arabica rata-rata memiliki rasa asam, robusta pahit, dan jika blending robusta dan arabica asem bercampur jadi terdapat pahitnya. Sedangkan rasa kopi liberika selain wanginya lebih halus, rasanya juga cenderung manis. Makanya, ada yang menyebut jika liberika ini mendapat sebutan sebagai kopi Nangka. Karena rasanya yang manis seperti Nangka.

Saat saya mencobanya, kopi liberika betul-betul memiliki rasa manis. Oleh karena itu, saat mencoba memakai krimmer, agak kurang cocok. Sejak saya mencoba liberika, saya jadi lebih suka kopi hitam dibandingkan menambah suplemen krimmer atau SKM (susu kental manis). Karena rasanya jadi kurang pas. Berbeda dengan arabica yang cenderung lebih enak menambakan SKM. Kopi liberika lebih enak tanpa campuran krimmer.

Saya pun menjadi ketagihan kopi hitam dibandingkan dengan kopi susu, sejak mengenal rasa Liberika. Mau kopi robusta, arabica, atau liberika, saya sekarang lebih memilih tidak mencampurkan SKM atau krimmer, rasanya lebih asli. 

Tetap Aman untuk Lambung

Sebagai penderita maag/ lambung, dan dengan terapi arabica dan sesekali lemon, perut saya menjadi cukup tahan terhadap jenis kopi apapun, termasuk juga kopi sachset. Begitu juga dengan liberika, buat saya sendiri relatif aman untuk lambung. Hanya saja, tetap harus hati-hati. Bagi penderita maag, usahakan minum kopi harus tetap perutnya terisi terlebih dahulu, minimal jika pagi-pagi wajib sarapan terlebih dahulu, walaupun selembar roti tawar.

Bagaimana dengan kalian?

 

 

 

 

abahraka
abahraka abahraka adalah nama pena (media sosial) dari Dudi Rustandi: penulis kolom opini, essai, perjalanan, dan buku.

Post a Comment for "Mengenal Kopi Liberika, Kopi dengan Aroma Khas Nangka dan Manis"