Menulis untuk Diri Sendiri
Menulislah untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain! |
Apa yang diharapkan oleh blogger saat blogwalking? Atau terdampar di sebuah halaman blog?
Kalo saya sih, personalisasi isi yang mencerminkan penulisnya! Atau setidaknya diferensiasi dari kontennya yang berbeda dengan konten blog lain. Lalu jika isinya review produk semua gimana?
Gak masalah jika berdasarkan pengalaman pribadi karena sudah pernah menggunakan produk tersebut. Itulah ngeblog! Lalu jika isinya review semua, dengan beragam produk yang beda aliran bagaimana? Sedangkan dia sendiri bukan seorang ahli, tetapi dia bisa menceritakan secara detail sampai spesifikasi teknisnya. Ini membuat saya boring. Karena jika ingin mencari hasil review, pasti seseorang lebih memilih membaca review dari ahlinya doong. Misalnya, kalo mau cari review Kamera SLR misal, rujukannya infofotografi.com. Bukan personal blog yang isinya hampir semua review-an.
Merasa tertampar dengan tulisan Suhu blogger, Kang Arul, dalam tulisan “Karena Kita Bukan Lagi Blogger”. Sebelum pada akhirnya saya terlanjur ikut trend yang ada, saya ingin mengingatkan buat diri sendiri. Apakah apa yang saya lakukan selama beberapa bulan terakhir betul berbagi melalui menulis? Atau ada semacam show of ‘force’ jaringan dan kita sebagai siapa dengan ikut-ikut event?
Sebenarnya bisa masa bodoh dan bilang ‘bodo amat’. Namun, jika blog-blog isinya seragam dengan isi yang hampir sama dari press release atau produk knowledge, lalu dimana personalisasinya? Maka tepat yang dikatakan Kang Arul dalam judul tulisannya tersebut, Kita Bukan lagi Blogger. Karena isi blog kita semua pesanan, mungkin hanya 10 % inisiasi tulisan personal.
Mengaca pada diri sendiri, saya bergabung dengan #BloggerBDG sekitar 1 tahun, dan selama satu tahun, tidak semua event saya ikuti, terutama event-event kuliner. Saat itu saya merasa bukan passionnya di bidang kuliner. Walaupun akhirnya saya juga ikut-ikutan, itung-itung silaturahmi dengan teman-teman blogger yang jarang bertemu.
Adapun pilihan event yang terbersit untuk mengisi blog saat itu hanya jika bedah buku, film, atau terkait dengan media dan teknologi boleh lah saya ikut. Setidaknya ada hal yang bisa saya ambil saripati wawasannya tentang media. Namun belakangan, hampir semua event jika waktu sedang kosong saya ikut juga.
Terlebih 4 bulanan terakhir, sejak blog yang sudah berjamur dan lukutan saya aktifkan kembali. Merasakan jika personalisasinya tidak muncul. Padahal awal menulis blog adalah sebagai tempat parkir tulisan-tulisan yang sudah atau tidak dimuat oleh media. Sisanya opini-opini bebas, review buku dan film yang bukan pesanan, tapi inisiatif sendiri. Wajar jika tulisan kang arul seakan mengingatkan saya bagaimana konten-konten blog itu harus dipersonalisasi.
Menulis untuk diri sendiri!
Dasarnya menulis blog ditujukan untuk diri sendiri, dengan tujuan itu, sudah pasti tulisannya harus enak dan nyaman dibaca sendiri. Pernahkah membaca kembali tulisan yang sudah diposting? Enakkah dibaca?
Kalo sudah enak dan nyaman bacanya, yakin orang lain juga akan nyaman membaca tulisan tersebut. Tapi seringkali tulisan sendiri, tidak nyaman dibaca. Bagaimana dengan orang lain yang membaca? Apalagi itu!
Nah kalo begitu, kesimpulan saya, terlepas kontennya pesanan, bagaimana pesanan tersebut mendapatkan sentuhan personal. Pengalaman pribadi masuk ke dalam narasi konten. Sehingga tulisan pesanan tersebut menjadi khas personal. Tidak terlalu plek dari press release atau apa yang dikatakan oleh narator product knowledge.
Maka wajar jika seorang blogger yang sudah jadi/ profesional/ sering menang lomba pula mereka menjadi rujukan blogger lainnya. Namun saran saya sebagai newbie di dunia ini, karakter itu muncul dari dalam diri sendiri bukan dari orang lain. Karakter tulisan akan muncul dengan pengalaman personal dan rujukannya masing-masing. Sehingga seorang blogger yang merasa baru, tidak mesti harus menjiplak karakter tulisan dari blog lain. Karena pada dasarnya kita menulis untuk diri sendiri. Ciptakan kenyamanan untuk diri sendiri agar orang lain juga merasa nyaman. You are what you are write!
Lho saya siapa berani-berani nulis ini?
betul abah Raka,
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tira
Deletehehe, sama seperti yg sy rasakan dl saat euforia ngikutin event kmana2, lalu berkontemplasi hrs blajar lg ttg niche blog, atau passion sbnernya dmn. tfs abah :)
ReplyDeleteYa ini salah satu dampak dari BW, harus kembali pada diri sendiri ya mbak desi
DeleteSetiap orang punya passion masing-masing dalam menulis, suka banget dengan artikelnya abah raka "Menulis untuk Diri Sendiri".
ReplyDeleteMenulis itu sesuatu banget :) :)
Ya bener sekali mas, passion menulis itu ada di tiap orang, passion itu juga yang nantinya memberikan personalisasi/ karakter tulisan.
DeleteAku pernah nulis juga tuh...
ReplyDeletesebagai blogger lama aku mersakan banget perbedaannya bah.
Dulu mengenal blogger lewat bewe dan dapet chemistrynya, sampei sekarang masih inget dan sering kami lakukan.
Kalo blogger skrg, mn mau bwe, pengennya nulis, banyak kunjungan, oriented money hahha.
Tp ga bisa jg munjugde, karena fenomenal blogger saat ini memng begitu. Tinggal bgaimna kita menyingkapiny aj.
So Have fun Ngeblog ajah!!
Ngga ngejudge sih teh, cuma yang dirasain aja hehe..
DeleteHakikat ngeblog memang menulis untuk diri sendiri. Perkara orang lain mau baca apa tidak itu urusan lain lagi
ReplyDeleteYap betul sekali, namanya juga jurnal pribadi..., nuhun sudah mampir Om Jarwadi
DeleteMungkin ya motivasi seseorang berbeda-beda. Saya menulis sekalian buat belajar menulis juga. HIhii
ReplyDeleteLoh kok sama, saya juga sekalian belajar loh mbak rach...
Deletesebagai newbie apa yg disampaikan abah memberi sy banyak pencerahan dan inspirasi semoga kedepan sy bisa menjadi lebih baik dan mampu berkarya,...
ReplyDeleteKonsisten menulis dan tidak terlalu banyak tema, saya juga sedang belajar, baru aktif lagi beberapa bulan lalu. Terima kasih sudah mengapresiasi
DeleteJadi pengen belajar 'Tulis-menulis' nih sma bapa, jangankan nulis d blogger pa, mau ngsih komentar aja bingung 😂
ReplyDeleteBetul juga, menulis utk diri sendiri
ReplyDeleteNulis blog itu ya ibarat ngobrol, mengalir saja sebetulnya @unknown
ReplyDeleteIya Mbak Latifa, inget satu catatan dari seorang penulis, pada dasarnya kita itu menulis untuk diri sendiri, jika untuk sendiri enak, yang lain juga pasti enak...
ReplyDelete