Generasi Sukses di Era Perubahan
Apakah kita sadar, bahwa dunia sudah mengalami
perubahan yang sangat revolusioner? Sebagian besar dari kita tidak sadar dan
masih menyangkalnya dengan bersembunyi di arena-arena yang nyaman (comfort zone). Kita dapat lihat bahwa teman-teman angkatan kerja kita masih
berbondong-bondong menjadi pengantri Pegawai Negeri Sipil, atau menjadi
pengunjung setia bursa kerja. Padahal perubahan terjadi begitu revolusioner.
Kita dapat melihat, Indonesia pada awal abad 21 ini sebanyak 180 juta
penduduknya menggunakan ponsel dan 50% diantaranya telah menggunakan ponsel
yang dapat mengakses internet.
Mereka adalah generasi narsis sekaligus
nasionalis, sibuk sendiri, alay, multitasking dan real time. Mereka adalah
penopang ekonomi Negara yang pada akhir 2010 mencatatakan income/ capita US$
3000. Inilah penduduk yang mengkonsumsi apa saja, dari sepeda motor sampai
voucher telepon dan makan seminggu sekali bersama keluarga di luar rumah. Di
tambah kegiatan freemium. Produk premium-free
of charge seperti google, yahoo! Facebook, Wikipedia, kaskus, atau media
online lainnya.
Perubahan di atas terjadi karena peran para cracker, mereka tidak hanya sebagai
leader yang mengubah haluan perusahaan, tetapi juga mengubah wajah industri.
Mereka bukan saja terdiri dari barisan para penemu (inventor) melainkan juga pengubah industri yang menimbulkan
kehancuran-kehancuran atau retakan-retakan pada kebun yang menjadi teritori
mereka. Kehancuran dan retakan ini mereka jadikan peluang baru bagi industri
yang dipimpinnya.
Melalui buku ini, Prof. Rhenald Kasali, ahli
manajemen dari Universitas Indonesia membeberkan rahasia kemajuan pada abad
revolusi informasi ini. Menurut penuturannya, cracking zone sebagai tempat
bergumulnya para cracker ditandai oleh empat hal. Pertama, Industri dikuasai oleh tiga atau empat pemain besar yang
mengunci pasar dengan kekuatan oligopolies-nya. Kedua, ada kebutuhan informative yang ditandai dengan perubahan
peta kekuatan pada salah satu pemain utama (atau pendatang baru). Perubahan
peta kekuatan itu antara lain ditandai dengan kegiatan seperti: Reinvestasi
atau perluasan kapasitas, keberanian merekrut CEO baru dengan reward di atas
rata-rata industri atau pembongkaran cara kerja organisasi pada salah satu
pelaku.
Ketiga, adanya
kapabilitas baru yang memiliki salah satu pelaku yang ditandai dengan akumulasi
harta-harta tak kelihatan (intangibles) seperti teknologi, pengetahuan, atau
sistem manajemen. Dan keempat, ada gejala-gejala
ekonomi yang ditunjukan dengan perubahan-perubahan indicator pasar seperti
populasi penduduk, pendapatan per kapita, teknologi rumah tangga, pengalihan
kekuatan (seperti otonomi daerah), perubahan alokasi, pendapatan, dan perubahan
perilaku konsumen yang menjadi pemicu cracking.
Menurut penulis buku Change! Tersebut, khusus
di Indonesia, gejala-gejala ekonomi itu ditandai oleh empat pilar besar, yaitu pertama, pendapatan perkapita menyentuh
US$ 3000, kedua jumlah ponsel yang
mendekati populasi, dan 50 % diantaranya mempunyai kapasitas mengakses jaringan
sosial, ketiga menguatnya gejala freemium dalam bisnis (competition power) dan keempat munculnya Gen C yang cepat
berubah karena terhubung satu dengan yang lainnya. Keempat pilar tersebut
menurut pakar motivasi tersebut berpengaruh terhadap perilaku konsumen dan
perilaku bisnis yang menghasilkan retakan demi retakan. Mereka berempat menjadi
penopang kegiatan kewirausahaan Indonesia yang dimotori oleh 50,7 juta usahawan
UMKM.
Masing-masing retakan tersebut menurut Kasali
menimbulkan retakan yang semakin membesar volumenya, namun hanya akan
menguntungkan satu pelaku usaha saja yang dipimpin oleh cracker, bukan hanya
sekedar pemimpin. Menurutnya, untuk menghasilkan kekuatan yang optimal
diperlukan lebih dari sekedar keberanian dalam melibatkan diri pada perang
pemasaran yang genderangnya ditabuh salah satu pelaku usaha.
Untuk membuktikan teori-teorinya tersebut,
Rhenald Kasali memberikan bukti lahirnya sang cracker yang telah merubah wajah
industri. Katakanlah lahirnya Era Freemium Call yang dipelopori oleh Hasnul
Suhaimi sebagai CEO XL, dari jalur music terdapat grup band Koil dan Panji yang
menggratiskan lagu-lagunya diinternet, bahkan kesan hotel yang mahal kini
bertarif hanya puluhan rupia seperti dipelopori oleh Tune Hotel di Bali.
Menurut Kasali, di era perubahan saat ini, harga menjadi musuh bersama. Saat
pesawat terbang masih dipandang angkutan yang mahal, lahir beberapa perusahaan
penerbangan seperti Mandala, Batavia atau Asia yang menawarkan tarif sangat
murah. Hal ini salah satunya dipicu oleh generasi C (conected) yang telah
memelopori gerakannya terlebih dahulu.
Menurutnya ada beberapa kultur yang dimiliki
oleh para crackers yakni, mengubah wajah industri, menembus segala hambatan,
rela bekerja keras, dan mendengarkan hal baru, membongkar cara berfikir lama, know your self, your customer & your competitor, terbuka terhadap
gagasan-gagasan baru membangun kapasitas baru, mengadaptasi secara radikal dan
adaptasi lagi, menciptakan hal-hal baru, enggan mengikuti ‘path’ lama,
mengambil segala resiko, ukur kapan perubahan radikal menyentuh “bottom line”.
Agar kita bisa beradaptasi dengan cracking
zone yang hanya dikuasai oleh segelintir orang/ perusahaan saja, kita harus
melakukan hal-hal sebagai berikut: Mengubah cara dan kebiasaan lama, berikan
perasaan it’s me, tetapkan target
yang lebih tinggi, ciptakan atau tempatkan diri kita pada krisis, libatkan
orang-orang muda dan tarik orang-orang baru dari luar perusahaan.
Buku ini cukup memberikan kejutan positif bagi
mereka yang menginginkan perubahan. agar secepat mungkin melakukan perubahan
terhadap cara berfikir atau pun bertindak. Namun menjadi ancaman bagi mereka
yang selalu ingin berada di zona nyaman. Pada zaman yang cepat berubah ini,
teringat sebuah buku yang ditulis oleh Spiritual Manajemen, Gede Prama, Inovasi
atau mati, pilih mana? Masuk ke dalam cracker zone lalu kita hidup lama, atau
tetap berada di comfort zone lalu kita tertinggal atau mati!
Judul Buku :
Cracking Zone
Penulis :
Rhenald Kasali
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Halaman :
356
Post a Comment for "Generasi Sukses di Era Perubahan"
Terima kasih telah berkunjung, tunggu kunjungan balik saya ya...