Reformasi Birokrasi, Omong Kosong!
Reformasi
birokrasi kini sedang digalakan oleh pemerintah. Wacana ini dilontarkan oleh
Wakil Presiden Budiono serta menjadi agenda dari Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara. Reformasi birokrasi kini menjadi salah satu agenda yang sangat
penting dari lembaga Negara di samping pemberantasan korupsi sebab berkaitan
erat dengan kinerja dari masing-masing lembaga Negara yang selalu disoroti
tidak memiliki kinerja yang baik.
Reformasi
birokrasi kini sudah terasa manfaatnya. Sudah sejak beberapa tahun lalu,
kinerja beberapa pemerintahan sudah berorientasi pada pelayanan, service
oriented dan service exelence pun menjadi jargon. Namun tentu tidak
semua lembaga sudah menerapkan reformasi birokrasi. Bahkan cenderung terjadi
ketimpangan diantaranya.
Salah
satu yang saya rasakan sebagai salah satu bukti ketimpangan tersebut, ketika
saya mengurus pembuatan akta kelahiran anak di Dinas Pendudukan Kota Bandung
pada satu sisi, serta Dinas Pendapatan Daerah atau Samsat untuk mengurus perpanjangan
STNK motor pada sisi lain.
Saat
saya masuk Dinas Kependudukan Kota Bandung, nyaris tidak ada petunjuk kemana
pertama kali saya harus mencari informasi untuk mengurus akta kelahiran, namun
tentu tidak menjadi masalah, karena kita bisa bertanya, walaupun harus lieur
terlebih dahulu, karena ketidakjelasan.
Yang
menjadi masalah adalah saat harus mengantri namun dengan ketidakjelasan nomor
urut antri, alias semaunya dan siapa cepat dia yang dapat. Hal yang tidak saya
dapatkan tentunya saat kita masuk sebuah bank, pasti selalu tertib, khususnya
bank pemerintah.
Saat
itu saya datang sekitar jam 11.00 dan selesai pendaftaran hingga mendapatkan
surat untuk pengambilan akta sekitar jam 3. Begitu mengesalkan. Di sana pun
tidak ada petunjuk dan tulisan, loket 1, loket 2, atau pengambilan akta. Hal
tersebut tentu membuat bingung pengunjung yang berkepentingan. Apalagi waktu
penyelesaian Akta kelahiran memakan waktu 3,5 bulan. Betul-betul tidak tertata
rapi. Hal ini harus menjadi perhatian dari pemerintah kota Bandung berkaitan
dengan reformasi birokrasi yang digalakan pemerintah pusat.
Jika
dilihat dari sisi petugas, rupanya mereka belum begitu ikhlas jika pembuatan
akta kelahiran tersebut digratiskan. Buktinya saja, mereka selalu ngomong saat
ada kekurangan,”cik atuh bu pan ayeuna mah tos gratis, dikumplitan atuh”.
Kembali
lagi ke topic inti, pembuatan akta kelahiran sampwai memakan waktu 3,5 bulan,
apa saja yang mereka kerjakan? Padahal syarat-syarat sudah terpenuhi, jika
waktunya hanya satu minggu tentu masih maklum, lha ini sampe 3 bulan.
Pengalaman
kedua, yang cukup agak mending, saat membuat NPWP, ya gratis, dan mereka pun
cukup menyambut kita, walaupun cukup lama tetapi tidak selama saat mengurus
akta kelahiran. Cukup dengan waktu sekitar 2 jam, dan NPWP sudah bisa kita
dapatkan.
Reformasi
birokrasi yang saya lihat terjadi perubahan dari tahun ke tahun, dan sudah
menerapkan konsep service oriented adalah Samsat.
Saat
kita memasuki pintu masuk, disitu sudah kita akan menemukan tulisan tentang
proses perpanjangan pajak kendaraan bermotor, “15 menit”, dan tidak terlalu
jauh dari slogan yang mereka pasang, saya mengurus perpanjangan STNK dari mulai
memasukan data kepemilikan STNK, nomor urut, formulir, pembayaran, hingga
mendapatkan surat pajak baru hanya sekitar 18 menit. Samsat pun sudah
menerapkan feedback pelayanan. Jika saja instansi pemerintahan lain
mencontoh pelayanan yang dilakukan oleh Samsat, saya yakin, citra lembaga
pemerintah yang selama ini buruk, akan berubah 180 %. Hal serupa juga akan kita
dapatkan saat perpanjangan SIM di kepolisian, cukup singkat.
Kenapa
hanya samsat dan pengurusan SIM yang sudah menerapkan reformasi birokrasi?
Mungkinkah hal ini berkaitan dengan penerapan sistem yang cukup ketat di
lembaga tersebut? Terbukti setiap tahunnya, sekitar 500 anggota polisi dipecat
karena melanggar disipin kepolisian.
Lantas
kapan lembaga pemerintah yang lain akan merubah mindset pelayanan tersebut,
akankah berhasil reformasi birokrasi jika tidak dilakukan perubahan mindset?
Bagaimana dengan lembaga lain?
ya semua ucapan para politikus adalah kebohongan semata!!!
ReplyDelete