Wallstreet; Money Never Sleeps
Kejahatan dimana pun akan menjadi musuh bersama. Tidak ada Negara dimanapun yang melindungi kejahatan dan suka kejahatan. Hati nurani penjahat pun tetap menolak kejahatan. Semua benci kejatahan dan pelaku kejahatan. Itulah pelajaran yang berharga yang saya dapatkan dari film common enemy, penjahat tidak akan diterima, bahkan oleh temannya sendiri. Penjahat akan saling menjahati.
Film ini memiliki latar dengan seting waktu sekitar tahun 1950-an ketika terjadi tuntutan merdekanya Al-Jazair dari Prancis. Jacques Masrine, tokoh utama film tersebut memiliki latar belakang polisi, karena didorong oleh keinginan memisahkan diri dari Prancis Negara Induknya, ia bergabung dengan para pemberontak. Namun sayang pemberontak tersebut melakukan penggalangan dana melalui jalan merampok, bahkan tidak segan-segan untuk melakukan pembunuhan terhadap orang yang menghalangi rencananya.
Setelah melakukan aksi perampokan untuk membiayai kegiatan mendirikan Al-Jazair, Jacques Masrine bergabung dengan tokoh pemberontak Guido yang melakukan penghalalan untuk mendapatkan dana kegiatan yang dijalankan sendiri. Jacques Masrine pun yang berasal dari keluarga baik-baik akhirnya telah terpengaruh oleh doktrin Guido. Bahkan ia rela untuk menentang orang tuanya yang menginginkan anaknya berkeluarga dan dihargai oleh tetangganya.
“Pria sejati adalah ia yang memiliki pekerjaan terhormat, memiliki keluarga dan dihargai oleh para tetangganya,” ujar sang Ayah kepada Jacques. Namun Jacques tidak menanggapinya, ia malah pergi judi, melacur dan party bersama teman pemberontaknya.
Setelah aksi perampokan terhadap salah satu keluarga tua kaya demi menyelamatkan Jaqcues pergi menuju Spanyol. Di Spanyol ia melakukan pembunuhan dan bersikap kasar terhadap siapa saja yang tidak pernah berbicara sopan kepadanya, bahkan ia juga langsung membunuh di tempat orang yang bersikap kasar tersebut.
Karena kejahatannya tersebut, Jacques menjadi buruan polisi, ia lantas pergi ke Canada untuk menyelamatkan diri. Ia meminta visa tinggal lebih lama di Canada, namun sayang karena kejahatan ia tidak diizinkan oleh pihak imigrasi. Ia pun mencari perlindungan dengan bekerja sebagai supir yang tidak dibayar. Namun karena bermasalah dengan majikannya ia menculik sang majikan dan dibekap di dalam kamar. Sang majikan ditemukan tewas. Jacques Masrine lagi-lagi menjadi tertuduh. Ia kabur ke Prancis. Di Prancis ia bertemu dengan pemimpin Pembebasan Quebec. Ia bekerjasama. Namun karena dianggap sebagai pemberontak ia akhirnya ditangkap dan diisolasi selama dua bulan di penjara.
Otaknya sudah sedemikian jahat, ia rencanakan kabur dari penjara dan membebaskan teman-temannya di penjara. Rencananya berhasil, ia merampok dan membunuh lagi. Dan ia kembali ke penjara untuk membebaskan teman-temannya, namun sayang tidak berhasil. Yang berhasil ia lakukan adalah membunuh para penjaga penjara. Ia juga membunuh polisi hutan yang hendak menangkapnya.
Karena berbagai kejahatan yang ia lakukan, akhirnya ia menjadi musuh bersama, bukan hanya pemerintah, namun juga masyarakat. Kemanapun ia pergi, ke Spanyol, Canada, German, Paris, ia menjadi musuh bersama. Ia menjadi musuh nomor satu. Latar belakangnya sebagai militer/ polisi tidak bisa membuat ia kebal hukum. Ia akhirnya ditembak mati.
Jargon hukum rimba yang menjadi doktrin dari Guido menjadi boomerang bagi dirinya. Masa lalu tidak bisa membelamu Jaqcues!
Film ini memberikan pelajaran berharga bahwa siapanpun pasti membenci kejahatan. Namun saya ng film ini terlalu loncat-loncat, mungkin karena terlalu banyak sensor untuk edisi Indonesia. Sehingga cukup sulit menangkap pesan seutuhnya dari film ini.
Yang menonjol dari film ini adalah bahwa uang selalu bisa bicara, ia tak pernah tidur.
Posting Komentar untuk "Wallstreet; Money Never Sleeps"
Terima kasih telah berkunjung, tunggu kunjungan balik saya ya...